Selasa, 24 Mei 2016

Arie Primadewi Sukamto, Sang Penantang Kanker Payudara



Kanker adalah penyakit yang paling ditakuti oleh kaum hawa. Dan ketakutan itu semakin menjadi - jadi karena kanker lebih banyak menyerang kaum hawa. Dari beragam jenis kanker, Kanker Payudara menempati urutan  pertama sebagai penyerang paling mematikan pada perempuan di Indonesia. Ketakutan tentang kanker payudara tidak berhenti sampai di sini, perempuan yang terdeteksi kanker payudara juga sulit disembuhkan. Hal ini dikarenakan, biasanya kanker payudara sering kali ditemukan pada stadium lanjut. Selain itu  kanker payudara dapat menyerang perempuan manapun tanpa kecuali. Ketidak tahuan penyebab pastinyalah, maka kanker payudara bisa menyerang siapapun.
Adalah Arie Primadewi Sukamto—biasa dipanggil Mbak Arie, pernah merasakan badannya sangat lelah selepas berumroh. Kala itu yang dipikir hanya karena jet lag atas penerbangan yang dilakukannya. Akan tetapi rasa lelahnya  disertai dengan gejala demam bahkan sampai menggigil. Kondisi ini akan kembali normal setelah keesokan harinya dan terjadi selama beberapa hari, sampai akhirnya Mbak Arie memutuskan untuk ke dokter. Dari pemeriksaan itu dokter meminta Mbak Arie  melakukan USG dan mamografi. Langkah berikutnya, Mbak Arie harus menjalani  biopsi needle core, yaitu mengambil jaringan sebanyak 5 cm, selanjutnya diobservasi. Hasilnya sungguh mengejutkan ! Mbak Arie terdiagnosa kanker payudara stadium 2B. Dan keputusannya, Mbak Arie harus menjalani pengangkatan seluruh jaringan payudara. Duh ! Rasanya bumi seperti berhenti berputar.
Seperti yang sudah saya uraikan sedikit di atas, sebagai perempuan tentu saja vonis ini membuat Mbak Arie sedih luar biasa. Bukan hanya itu, rasa takut bahkan sampai pada kehancuran hati juga dirasakan oleh perempuan kelahiran empat puluh dua tahun silam. Justru anehnya, perasaan campur aduk itu tidak dapat membuatnya menangis. Pikiran dan perasaannya tertuju pada keluarga saja, anak-anak dan suami tercinta. Karena sudah terbayang bahwa mau tidak mau Mbak Arie harus menjalani pengangkatan payudara. Bayangan bahwa suami tidak dapat menerima kekurangan itu juga sempat terlintas dalam pikirannya. Bagaimana mungkin seorang perempuan berkeluarga hidup tanpa payudara ? Perempuan manapun di dunia ini pasti akan memiliki pikiran yang sama saat vonis kanker payudara jatuh padanya.
Lahir dan besar dalam keluarga dengan profesi dokter tidak lantas membuat Mbak Arie tenang. Bahkan kemelut hati dan pikiran masih berlanjut kearah yang lain. Kesedihan berlapis dengan ketakutan terus menggelayutinya. Atas saran dokter sebagai tindakan preventif berikutnya, Mbak Arie diminta  menjalani bonescan dan MRI. Lagi-lagi, hasil dari bonescan ditemukan metastase ke torakal 8. Dari hasil PA diketahui juga bahwa Mbak Arie divonis terkena kanker kelenjar getah bening stadium 3B grade 3 dengan ER positif. Pada situasi seperti ini, penderita diharuskan menjalani kemoterapi sebanyak 6 siklus dengan brexel dan cyvlovid. Setelah proses kemo selesai, pengobatan akan dilanjutkan dengan radiasi sebanyak 30 kali. Saat menjalani proses radiasi inilah kompleksitas terjadi yaitu kulit ketiak melepuh disertai dengan rambut rontok.
Serangan diagnosa dokter onkologi yang bertubi-tubi ini cukup meluluh lantahkan hati dan pikiran Mbak Arie. Meskipun dokter sudah menyusun rangkain pengobatan, namun tetap saja karut marut serta kesedihan masih menderanya. Sampai akhirnya, di tengah-tengah sujudnya Mbak Arie menemukan lampion tanpa cahaya. Pikirnya untuk membuat lampion itu menyala diperlukan sebuah saklar. Maka setelah saklarnya dihidupkan akan muncul cahaya. Refleksi alam bawah sadar ini membuat Mbak Arie menemukan setitik harapan. Lalu Mbak Arie menemukan sebuah saklar untuk menghidupkan kembali semangat hidupnya. Saklar itu bernama ‘syukur’ akhirnya Mbak Arie selalu membuat status di media sosialnya dengan hesteg #saklarsyukuron.
Mbak Arie tidak mau berlama-lama berkubang dalam karut marut kesedihan dan kehancuran. Semangat ini digaungkan dalam dirinya. Bahkan Mbak Arie sempat berteriak,”Kanker payudara aku tantang kau dengan semangat ! Ini adalah awal kebangkitan Mbak Arie untuk sembuh. Ya, dengan menantang kanker payudara untuk bertarung, Mbak Arie menjalani pengobatan step by step seperti anjuran dokter.  Masih dengan semangatnya, semakin kanker itu ditakuti maka semakin beranilah dia menggerogoti tubuhnya. Mbak Arie tidak mau itu terjadi, hidup memang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, tugas manusia hanyalah berikhtiar. Itu saja ! Setelah selesai dengan pengobatan secara medis, Mbak Arie melanjutkan pengobatan dengan melakukan food combining. Enam bulan pertama Mbak Arie menjalankan food combining penuh. Hanya makan sayur dan buah mentah tanpa protein hewani.
Semangat juang, pantang menyerah dan terus mengobarkan kesembuhan dengan penuh disiplin akhirnya membuahkan hasil. Mbak Arie dinyatakan sembuh tentu saja dengan predikat “mantan penderita”.  Bagi Mbak Arie predikat itu hanya semacam sinyal pengingat agar dirinya berhati-hati dalam menjaga pola makan. Dua tahun sudah perjuangan melawan kanker payudara dilalui Mbak Arie dengan mengorbankan segala cara. Perjuangannya memang tidak sia-sia. Siasatnya untuk menantang kanker payudara bertarung bukan main-main. Saat ini Mbak Arie sedang merasakan bahagia atas kemenangannya, tapi juga tidak lengah. Karena sewaktu-waktu kanker payudara bisa kembali menyerangnya.
Kemenangan atas kanker payudara itu digaungkan pada teman-teman senasib. Mbak Arie kini aktif di media sosial facebook dengan status-status food combiningnya. Dari status inilah, seluruh perempuan, baik yang terdeteksi maupun sehat terinspirasi untuk menjaga pola makan.  Perempuan berzodiak Aries ini sekarang juga menjadi aktivis team edukasi di Love Pink. Sebagai survivor breast cancer, Mbak Arie membagikan perjuangannya dalam menghadapi kanker. Kanker bukan berarti akhir dari segalanya, tapi awal dari hidup yang baru. Terutama untuk pola hidup, pola makan dan disiplin diri. Meskipun pola ini dapat dikatakan telat tapi bukan tidak bisa dilakukan. Kini, lampion itu tetap menyala bahkan akan terus menyala, karena #sklarsyukuron ditambah dengan pompaan semangat tak akan pernah bisa memadamkannya. Tak akan pernah…

Tentang Selaksa Cara

Selaksacara, dibuat untuk menuliskan semua cara-cara saya dalam hidup. Segala macam cara akan saya tulis di sini. Mau dibaca ya Alhamdulillah, ga dibaca juga nggak apa-apa. Selagi masih ada kekuatan dan lahan untuk menulis maka saya akan terus menulis...